Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN
UNTUK PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT

Oleh : Dra. Lamsari Sitompul, MM


A. PENDAHULUAN
Kepemimpinan adalah suatu fungsi yang harus dijalankan dalam suatu manajemen, karena kepemimpinan merupakan pokok pengambilan prakarsa untuk bertindak dalam mencapai tujuan bersama. Mutu kepemimpinan memainkan peran yang sangat penting dalam keberhasilan suatu kelompok yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang cerdas bukanlah suatu jaminan untuk memimpin suatu unit organisasi yang efektif dan efisien,karena seorang pemimpin selain memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk memimpin juga dituntut berperilaku sebagai panutan dan tauladan bagi bawahannya

Hasil suatu penelitian dalam bidang psikologi menunjukan bahwa orang yang secara intelektual cerdas seringkali bukanlah orang yang paling berhasil dalam memimpin suatu organisasi, memimpin maupun dalam kehidupan pribadi mereka,sebagai seorang pemimpin selain harus cerdas secara intelektual juga cerdas secara emosional.


Disamping itu seorang pemimpin perlu menggali potensi-potensi yang ada pada dirinya dan berlatih untuk menyempurnakannya sehingga mampu berperan sebagai seorang pemimpin yang berprinsip dan efisien. Dengan memahami berbagai teori kepemimpinan dan memilih teori yang paling tepat untuk suatu situasi kondisi kerja,kepemimpinan yang efektif diharapkan tercapai dengan baik


B. KEPEMIMPINAN.
Secara sederhana, apabila berkumpul tiga orang atau lebih kemudian salah seorang di antara mereka “mengajak” teman-temannya untuk melakukan sesuatu [misalnya : bermain, belajar bersama, berdiskusi, dll. Pada pengertian yang sederhana, orang tersebut telah melakukan “kegiatan memimpin”, karena ada unsur mengambil prakarsa untuk mengajak dan mengkoordinasi teman-temannya dalam suatu kegiatan untuk suatu tujuan.

Namun, untuk merumuskan batasan atau definisi kepemimpinan ternyata bukan merupakan hal yang mudah, sehingga banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang kepemimpinan yang tentu saja menurut sudut pandangnya masing-masing.


Kata ”kepemimpinan” yang terjemahan dari bahasa Inggris ”Leadership” tersebut memiliki beberapa definisi sebagai berikut :

  1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
  2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
  3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
  4. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
  5. Kepemimpinan, adalah proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya. (Koontz & O’donnel)
  6. Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka. (Wexley & Yuki, 1977 )
  7. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama. (Georger R. Terry,)
  8. Kepemimpinan sebagai cara membangkitkan semangan dan mendorong bawahan untuk menyelesaikan tugas – tugas yang diserahkan (Daniel W. Geeding dalam Management principles and Practice )
  9. Kepemimpinan adalah Seni mengkoordinasi dan memotivasi individu–individu serta kelompok – kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Robert Prestus dalam Public Administration )
  10. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi konstribusi yang efektif terhadap orde sosial, dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukan (HOSKING, 1988)

Mungkin masih banyak lagi dan Anda bisa menambah daftar panjang tentang definisi kepemimpinan ini. Dari banyaknya definisi kepemimpinan tersebut, menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun kelompok. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

C. PEMIMPIN.
Kepemimpinan akan berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh seorang pemimpin, karena pemimpin merupakan inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. lalu siapa pemimpin itu ?

Hamhiel dan Coons menjelaskan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara,dalam Psikologi kepemimpinan, hal 23).


Ada beberapa pengertian pemimpin :

  1. Pemimpin adalah orang yang paling dekat dan gigih mewujudkan norma-norma dalam kelompoknya
  2. Pemimpin adalah orang yang mampu menarik perhatian orang lain seakan-akan mendapatkan kecenderungan dari orang lain untuk mengontrol mereka
  3. Pemimpin adalah orang yang berhasil membuat orang lain mengikuti dia
  4. Pemimpin adalah orang yang paling efektif atau berhasil menciptakan suatu kelompok yang efektif
  5. Pemimpin adalah orang yang memperkarsai dan mendrong terjadinya interaksi antar anggota,interaksi ini berbentuk kegiatan-kegiatan nyata dan hal ini yang mennadi hidup atau tidaknya kelompok
  6. Pemimpin adalah orang yang diidentifikasi dan diterima sebagai apa adanya oleh pengikutnya.
Dari beberapa pengertian bahwa pemimpin pada dasarnya adalah seseorang yang mampu memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lain dalam organisasi/kelompoknya untuk mencapai suatu tujuan tertentu

D. TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).

Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas

Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual

Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

5. Pemimpin adalah seorang mediator

Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat

Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit

Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah atau persoalan yang dihadapi.

E. PRINSIP- PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN
Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi.

Bagaimana ciri-ciri pemimpin yang berprinsip ? Stephen R. Coney (1997) dalam bukunya yang berjudul “Principle Centered Leadership” (Adam Ibrahin, 2001) menguraikan prinsip-prinsip kepemimpinan itu sebagai berikut :


1. Selalu Belajar (Belajar Seumur Hidup).

Belajar tidak diartikan melalui pendidikan formal saja, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar, terbuka terhadap saran-usul dan kritik. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Memancarkan energi positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif.

4. Percaya pada orang lain.

Seorang pemimpin mampu memberikan kepercayan pada orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka termotivasi untuk bekerja lebih baik. Kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

5. Hidup seimbang.

Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya dan berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara pekerjaan dan kemampuan untuk menjaga kesehatan (melaui olah raga, rekreasi, istirahat yang cukp). Keseimbangan kebutuhan phisik dan psikis. Keseimbangan antara kehidupan dunia dan akherat.

6. Melihat kehidupan sebagai petualang.

Dalam hal ini ‘petualang‘ berarti kemampuan untuk menikmati hidup dengan segala konsekuensinya. Karena hidup adalah suatu petualangan yang membutuhkan inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan dari dalam diri sendiri.

7. Sinergitas (Kompak)

Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergistik dan merupakan katalis (media) perubahan. Dia selalu mengatasi kelemahannya dirinya dengan kekuatan orang lain. Sinergi adalah bekerjasama (working together) yang memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.

8. Latihan mengembangkan diri sendiri.

Seorang pemimpin harus selalu memperbaharui diri agar mampu mencapai keberhasilan yang tinggi. Oleh karena itu orientasi jangan hanya pada produk, tetapi juga pada proses. Proses ini berhubungan dengan pemahaman dan pendalaman, memperluas melalui belajar dan pengalaman diri sendiri dan orang lain, penerapan prinsip-prinsip dan pemantauan hasil.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
(1) kemauan dan keinginan sepihak;
(2) kebanggaan dan penolakan; dan
(3) ambisi pribadi.

Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).

F. PENDEKATAN GAYA KEPEMIMPINAN
Cara bagaimana orang memimpin sering disebut sebagai gaya kepemimpinan atau “leadership style”. Untuk mengurai gaya kepemimpinan ada teori, yaitu :

1. Pendekatan Teori Sifat ( Traits Leadership Theory)

Pendekatan ini menekankan pada ciri-ciri pribadi yang dimiliki oleh seorang pemimpin, bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat dan karakter/watak, kualitas pribadi yang dimiliki seorang pemimpin.
Stogdill, mengungkapkan sifat-sifat kepemimpinan tersebut, seperti :
  • a. Capacity, yang meliputi kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara dan originality (keaslian).
  • b. Achievment, seperti gelar kesarjanaan, pengetahuan dan keberhasilan dalam olahraga;
  • c. Responsibility, memiliki daya tanggap, kepedulian terhadap umpan balik yang timbul.
  • d. Participation, yang meliputi aktif, kemampuan bergaul, kerjasama dan mudah menyesuaikan diri.
  • e. Status,: seperti kedudukan social, ekonomi dan ketenaran.
Teori ini mendapat tantangan dari para ahli manajemen, karena keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh sifat seseorang, tetapi juga dipengaruhi oleh variable lain.

2. Pendekatan Teori Perilaku ( Behavior Leadership Theory )
Pendekatan ini menjelaskan adanya perilaku kepemimpinan yang membuat seseorang menjadi pemimpin yang efektif, yaitu bagaimana cara mendelegasikan tugas, berkomunikasi dan memotivasi bawahannya agar dalam melaksanakan tugas berjalan dengan baik.

Pendekatan teori ini, membedakan tiga pola dasar yang dipakai untuk menentukan perilaku kepemimpinan, yaitu :


  • a. Perilaku yang berorientasi pada tugas (Task Oriented), kecenderungan untuk melaksanakan tugas secara maksimal, sehingga kurang memperhatikan hubungan kerjasama antara bawahan dengan atasan dan teman sejawat
  • b. Perilaku yang berorientasi pada hubungan kerja sama /hubungan kemanusiaan (relationship Oriented), lebih mementingkan hubungan kemanusiaan antara atasan, bawahan dan teman sejawatnya.
  • c. Perilaku yang berorientasi kepada hasil (Effectiveness oriented), yang mempunyai dorongan yang sangat kuat untuk mencapai hasil yang maksimal.
3. Pendekatan situasional (Situational Leadership Theory):
Pendekatan ini untuk menutup kelemahan dari dua pendekatan teori sebelumnya (sifat dan perilaku). Karena keberhasilan kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi factor-faktor dalam (sifat dan perilaku) dirinya, juga oleh factor-faktor diluar dirinya seperti visi, misi, bentuk organisasinya, jenis pekerjaan,dll.

Model pendekatan teori situasional menurut Paul Hersey dan Kenneth Blanchard

memiliki 4 tipe perilaku dasar kepemimpinannya, yaitu :
  • a. Tipe Direktif (Telling), lebih menitikberatkan pada komunikasi satu arah, pemimpin membatasi peranan bawahan dalam pengambilan keputusan, bawahan lebih pada posisi menerima perintah dan arahan tugas.
  • b. Tipe Konsultatif (Selling), terjadi komunikasi dua arah antara pimpinan dan bawahan. Bahawan diberi ruang untuk menyampaikan pendapatnya, walau keputusan tetap pada pimpinan.
  • c. Tipe Partisipatif (Participative), komunikasi dua arah makin meningkat, peranan bahawan dan pimpinan dalam pengambilan keputusan seimbang, karena pimpinan tahu bahwa bawahan yang tahu banyak teknis operasionalnya nanti.
  • d. Tipe Delegatif, Pimpimnan mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dengan bawahan, selanjutnya mendelegasikan keputusan kepada bawahannya. Bawahan dipercaya untuk mengambil langkah-langkah bagaimana keputusn itu dilaksanakan.
Pendekatan ini memberikan banyak arti yang cukup dalam bagi pemimpin dalam prakteknya yaitu dengan memasukan pertimbangan situasi tertentu secara keseluruhan dalam rancangan kegiatan. Karena itu dari keempat tipe itu, yang terbaik adalah yang sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi.

G. JENIS-JENIS KEPEMIMPINAN
Ada 3 jenis kepemimpinan yaitu :
  1. Kepemimpinan Karismatik (charismatic) yaitu kepemimpinan yang berdasarkan kepada prestasi dan ia selalu berada didepan.
  2. Kepala (headship), yaitu kepemimpinan yang berdasarkan pada otoritas formal karena diangkat secara formal sebagai pemimpin.
  3. Kepemimpinan situasional adalah kepemimpinan yang muncul dari situasi yang tidak menentu, jika ada orang yang mampu membuat situasi itu menjadi jelas maka ia dapat dianggap sebagai pemimpin.

H. KEPEMIMPINAN VISONER.
Kepemimpinan visioner adalah seseorang pemimpin yang memiliki visi jauh kedepan. Burt Nanus, dalam Visioner Leadership mengungkapkan Kepemimpinan Visioner harus mampu melakukan peran sebagai :

a. Direction Setter (menseting arahan),
kemampan dan memilih dan menyampaikan arahan target organisasi dalam menghadapi lingkungan eksternal masa depan.


b. Change Agent (agen perubahan), bertanggungjawab sebagai katalisator perubahan lingkungan internal (sdm, sarana dan prasarana) untuk mencapai visi organisasi.


c. Spokes Person (pembicara), sebagai penasehat/pendukung sekaligus negosiator organisasi serta visinya dalam menghadapi pihak luar


d. Coach (ketua tim), sebagai team builder (penyemangat) dan sebagai panutan di dalam organisasinya dalam mewujudkan visi organisasi.



I. CIRI-CIRI KEPEMIMPINANAN :

Orang yang bagaimana seharus menjadi seorang pemimpin ?, untuk menjawab itu, perlu dikenali beberapa cirri pemimpin yang baik, yaitu :
  1. Memiliki empati yang tinggi
  2. Merupakan anggota kelompok
  3. Penuh pertimbangan, kebijaksanan yang arif
  4. Lincah dan bergembira baik dalam suka maupun suka
  5. Memiliki emosi yang stabil
  6. Mempunyai keinginan dan ambisi untuk memimpin
  7. Memiliki kopetensi
  8. Memiliki intelegensi yang cukup
  9. Konsisten dengan sikapnya dapat diramalkan
  10. Memiliki kepercayaan pada diri sendiri yang cukup tinggi
  11. Memiliki kemampuan untuk berbagi keepntingan dengan anggota lain.
Sedang ciri-ciri yang berkaitan dengan sifat, seperti : kedewasaan, kekuatan hubungan social, motivasi diri, dorongan untuk berprestasi dan sikap kemanusiaan (Davis, 1983). Ada pula yang menambahkan seperti : inteltual, keadan emosional, keadaan fisik, imajinasi, kekuatan jasmani, kesabaran, kemauan berkorban, kemauan untuk bekerja keras.

Sedang Mar’at (1983) menyimpulkan cirri-ciri pemimpin yang baik itu adalah : bermoral, memiliki semangat korps, memiliki disiplin yang tinggi serta memiliki kecakapan (IQ, SQ, EQ).



J. KEPEMIMPINAN DALAM PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT

Kepemimpinan semakin menjadi kepedulian banyak pihak dan semakin menjadi issue penting, terutama ketika semakin disadari bahwa dinamika dan tantangan organisasi tidak dapat lagi diselesaikan dengan mengandalkan kehebatan managemen gaya lama perubahan yang serba cepat dan sering tidak menetu yang melanda berbagi dimensi disekitar lingkungan maupun dalam organisasi, menuntut adanya kelincahan gerak dan kemampuan adaptasi yang semakin tinggi dan cepat.

PSM, selaku pemimpin pembangunan dibidang kesejahteraan social yang bergerak ditengah-tengah masyarakat, yang dinamika dan kompleksitas permasalahan social dirasakan semakin tinggi. Maka harus membangun komitmen kepemimpinan yang visioner untuk menghadapi tantangan yang sekaligus peluang pada sekarang dan dimasa datang. Ada sepuluh komitmen perillaku kepemimpinan visioner yang ditawrkan oleh James M. Kouzes and Barry z. Posner, secara ringkas dapat diuaraikan sebagai berikut :


1. Mencari Peluang – Peluang Yang Menantang

Mencari peluang-peluang yang menantang sebagai salah satu komitmen utama kepemimpinan mempunyai arti bahwa seorang pemimpin diharapkan senantiasa berusaha agar kondisi “ status quo “ atau kemapanan yang statis tidak perlu dipertahankan, bahwa sebaliknya harus selalu dilakukan inovasi-inovasi guna penyesuaian dengan gelombang perubahan yang terjadi.

2. Berani Mencoba Dan Bersedia Tanggung Resiko

Berani mencoba dan bersedia “ tanggung resiko “ mempunyai makna yang sama dengan memiliki tekad yang kuat dan kerelaan yang dalam untuk berusaha belajar dari keberhasilan dan kegagalan, meskipun terpaksa harus membayar harga pengalaman dengan mahal dan konsekuensi yang besar. Tidak mungkin para pemimpin dapat memiliki pengalaman belajar yang bermakna bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadi bila mereka tidak pernah berani mencoba dan “ tanggung resiko “

3. Memimpin Masa Depan.

Memimpin masa depan memiliki makna bahwa setiap pemimpin harus menampilkan pribadi yang memancarkan suatu visi atau pandangan tentang gambaran wujud masa depan dengan kuat.

4. Membina Kesamaan Visi.

Membina kesamaan visi atau menarik dan membawa orang lain ke dalam orientasi dunia yang menjadi visinya adalah merupakan kewajiban seorang pemimpin. Mengkomunikasikan visinya kepada semua pihak yang terkait dengan upaya mewujudkan visinya adalah usaha wajib yang harus dilakukan setiap pemimpin.

5. Memperkuat Mitra Kerja

Memperkuat mitra kerja mempunyai arti bahwa pemimpin berkewajiban untuk membagi atau memberikan kekuasan dan informasi yang dimilikinya agar semua pihak yang terlibat dalam proses pembaharuan mempunyai kekuatan atau sumber daya gerak pembaharuan yang sama.

6. Menunjukkan Ketauladanan

Menunjukkan Ketauladanan berarti bahwa seorang pemimpin mempunyai kewajiban untuk membuat orang lain dapat berbuat dengan memberikan contoh atau jalan awal bagi pertumbuhan selanjutnya

7. Merencanakan Keberhasilan Bertahap

Meskipun pemimpin mempunyai rencana besar dalam mewujudkan visinya namun hampir dapat dikatakan mustahil apabila rencana besar tersebut harus dilakukan dalam sekali langkah. Untuk itu kewajiban pemimpin untuk membuat rencana secara bertahap sesuai dengan peluang dan kemampuan yang mungkin dilakukan dalam setiap laju perkembangan.

8. Menghargai Setiap Peran Individu.

Pemimpin harus mampu menghargai setiap peran yang telah dimainkan oleh semua pihak yang ikut andil dalam menciptakan keberhasilan. Meskipun diketahui bahwa derajat peran dapat berbeda, namun hak untuk memproleh penghargaan adalah sama.

9. Menggalang Kerjasama

Menggalang Kerja sama atau mengupayakan agar orang – orang bersedia untuk bekerja dalam satu hati dan semangat kebersamaan adalah tugas dari seorang pemimpin. Pemimpin tidak mungkin dapat mewujudkan mimpi atau wujud nyata dari visinya tanpa memperoleh dukungan dari mitra kerja yang dipimpinnya, yang bersatu dalam satu ikatan kesamaan visi, nilai – nilai dan harapan masa depan

10. Mensyukuri Setiap Keberhasilan.

Mensyukuri setiap keberhasilan adalah kewajiban para pemimpin, dan keberhasilan sebagai nilai keberhasilan bersama, bahkan upayakan agar keberhasilan juga dapat dijadikan kesempatan emas untuk mendidik dan mengajarkan suatu nilai – nilai baru kepada banyak pihak. *********


DAFTAR PUSTAKA.
  • Adam Ibrahim, Drs. MPA, dkk. Kepemimpinan Dalam Organisasi, Penerbit LAN-RI, Jakarta, 2001.
  • Carolina Nitimiharjo, Jusman Iskandar, Dinamika Kelompok, Penerbit Kopma STKS, Bandung, 1993.
  • Gering Supriyadi, Drs. MM, dkk. Kepemimpinan Dalam keragaman Budaya, Penerbit LAN-RI, Jakarta, 2001.
  • -----------,(Modul), Peningkatan Ketrampilan Manajemen, Diperbanyak Proyek Diklat Depnaker, Jakarta, 1991/1992.
  • Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, PT. Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta, 2003.

***********


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar