Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

TEHNIK KOMUNIKASI DAN MOTIVASI
DALAM PENDAMPINGAN ANAK PANTI

Oleh : Dra. Lamsari Sitompul, MM
Widyaiswara Madya



A. PENDAHULUAN
Memasuki era informasi yang ditandai dengan kemajuan yang pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi, telah menghantarkan pada kondisi yang ditandai dengan gejala berupa sikap hidup yang kompetitif / persaingan yang tinggi, perilaku yang kompleks, tuntutan profesionalisme dan spesialisasi, ethos kerja yang produktif, berfikir ekonomis dan efisien.
Peksos dalam menjalankan fungsinya sangat erat kaitannya dengan kegiatan menumbuhkan motivasi. Keberhasilan seorang Peksos sangat ditentukan selain oleh kapabilitasnya dan kridibilitasnya, juga oleh kemampuannya dalam menumbuhkan motivasi kelayan untuk berbuat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dalam menggerakkan kelayan, Peksos akan selalu menghadapi dua hal yang mempengaruhi orang dalam melaksanakan pekerjaannya, yaitu : Pertama, Kemampuan yang telah ditentukan oleh kualifikasi yang dimiliki, seperti pendidikan, pelatihan, pengalaman, dan sifat-sifat pribadi Peksos itu sendiri. Kedua : adanya dorongan yang dipengaruhi oleh sesuatu yang ada dalam dirinya dan lain-lain dari luar dirinya.

Dorongan dalam diri seseorang baik karena pengaruh dari sesuatu yang ada dalam dirinya, maupun karena pengaruh yang datang dari luar dirinya disebut motivasi.

Ada orang yang mempunyai kemauan untuk melaksanakan suatu pekerjaan tetapi kemampuannya terbatas, dan sebaliknya ada orang yang yang kemampuannya tinggi tetapi kemauannya rendah, maka didalam menghadapi orang seperti ini peranan motivasi sangat penting sedangkan terhadap orang-orang yang mau tetapi tidak mampu maka peranan peningkatan ketrampilan perlu menjadi pertimbangan.

Ketrampilan disini dimaksudkan dimana para Peksos dalam memberikan motivasi haruslah melihat siapa yang akan ditumbuhkan motivasinya. Karena didalam motivasi kita mengenal kondisi yang dapat merangsang seorang untuk berbuat sesuatu disebut motive/motivasi dan sebaliknya kondisi yang menyebabkan orang yang tidak mau berbuat sesuatu disebut demotive/demotivasi

Mengapa suatu ketrampilan perlu bagi seorang Peksos, jelas ketrampilan sangat diperlukan oleh seorang Peksos dalam menumbuhkan motivasi kelayan binaannya, karena dalam memberi motivasi yang berlebihan dapat berubah menjadi demotivasi, karena itu Peksos harus dapat menjaga keseimbangan antara motivasi dan demotivasi.

B. KOMUNIKASI
Secara etimologi (asal kata), kata komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin communicatio atau communicatus yang bersumber dari kata communis atau common yang berarti ‘berbagi’ atau menjadi milik bersama atau ‘sama’. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Berdasarkan pengertian etimologi tersebut, komunikasi dalam berlangsung jika sepanjang ada kesaamaan makna apa yang dipercakapkan.

Secara harfiah, komunikasi diartikan sebagai pemberitahuan, pemberitaan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan. Menurut webster new collogiate dictionary dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku”.

Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, jumlahnya sebanyak orang yang mendifinisikannya. Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi sebagai suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan, pikiran, gagasan atau emosi-emosi (perasaan) dari seseorang/kelompok orang ke orang lain/kelompok orang lain dengan menggunakan serangkaian lambang-lambang yang berarti.

Lambang-lambang komunikasi dapat verbal (bahasa lisan dan bahasa tulis), maupun non verbal (gesture/body language berupa isyarat, gerak anggota badan)
Komunikasi dikatakan komunikatif apabila keduabelah pihak selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Kegiatan komunikasi tidak hanya bersifat informative (agar pihak lain mengerti dan tahu), tetapi juga bersifat persuasif (agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan), sehingga melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang diinginkan.

Tujuan komunikasi, adalah untuk melakukan pertukaran informasi, idea, pikiran dan pengalaman, saling pengertian, saling memahami, saling berhubungan antar orang, memelihara dan mengatur hubungan antar pribadi, saling mempengaruhi dan saling merespon dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya.
Berkomunikasi tidak sekedar untuk mencapai kesamaan pemahaman makna terhadap suatu pesan yang dikomunikasikan, melainkan mencakup pula aspek-aspek relasi dan interaksi antar manusia.

Melalui komunikasi orang mencoba mempengaruhi orang lain pada aspek kognisi (pengetahuan), afeksi (sikap), maupun psikomotoriknya agar terjadi perubahan dalam dirinya sesuai dengan apa yang diinginkan.

Fungsi komunikasi sebagai alat untuk menjembatani kebutuhan antara atara satu orang dengan orang lain dalam melakukan relasi dan interaksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu :
  1. Menyampaikan informasi atau pesan yang bermanfaat bagi orang lain
  2. Memperkuat pembentukan persepsi dan cara pandang seseorang
  3. Menciptakan penerimaan dan tanggapan positif terhadap masalah dan pengalaman baru
  4. Merangsang emosional
  5. Membentuk,merubah dan mempertahankan kesan
  6. Mempererat hubungan interpersonal untuk saling bekerjasama
  7. Mendorong partisipasi dan motivasi individu.

Agar jalannya komunikasi tidak mengalami kemacetan, artinya komunikasi dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan dari berkomunikasi dapat dicapai, maka sedikitnya ada 4 prinsip yang harus diperhatikan oleh komunikator (Peksos) terhadap komunikan (kelayan) yaitu :

1. Individualisasi, bahwa setiap individu memiliki kemampuan yang unik atau berbeda-beda. Oleh karena itu dalam berkomunikasi jangan menggunakan cara dan pola komunikasi yang sama, melainkan disesuaikan dengan keunikan individu dan latar belakang kelayan yang akan diajak berkomunikasi.

2. Akseptasi, bahwa dalam berkomunikasi untuk menyampaikan informasi harus bersifat terbuka dan mau menerima siapa saja, tidak melakukan diskriminasi atas ras, agama golongan, status social yang ada pada kelayan

3. Situasional, hendaknya dapat menggunakan berbagai macam metoda dan sarana komunikasi yang ada yang sesuai dengan sistuasi dan kondisi lingkungan dan kelayan saat berkomunikasi.

4. Tidak menjustifikasi/menilai, dalam berkomunikasi jangan menghakimi atau menilai salah atau benar atas diri kelayan berdasarkan nilai dan kepercayaan yang ada pada diri komunikator

C. MOTIVASI
Motivasi berasal dari kata “motive” yang diartikan sebagai suatu kondisi yang menggerakkan suatu makhluk yang mengarahkan sesuatu kepada suatu tujuan tertentu ( Fillmore H. Sanfort ).
Motif, adalah suatu dorongan, alasan yang mendorong atau sebab-sebab yang mendorong untuk bertindak atau berbuat sesuatu. Dengan demikinan, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk berbuat sesuatu atau berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut pendapat Gary A.Stainer menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu kondisi mental yang mendorong suatu aktivitas yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidak seimbangan.

Menurut pendapat J.Ravianto : Motivasi merupakan suatu daya pendorong yang menyebabkan orang berbuat sesuatu yang atau yang ia perbuat karena takut sesuatu.

Motivasi Menurut Teori Kebutuhan
Maslow (Abraham H. Maslow) mengungkapkan motivasi ini melalui teori kebutuhan, bahwa tindakan manusia pada hakekatnya adalah adanya motivasi atau dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar kehidupannya yang meliputi :

a. Kebutuhan badaniah (Physiological Needs):
Kebutuhan untuk mempertahankan hidup yang meliputi kebutuhan psikologis, kebutuhan yang dipandang sebagai kebutuhan yang mendasar, setiap orang membutuhkannya terus menerus sejak lahir hingga mati, seperti sandang pangan, papan dsb. Juga kebutuhan biologis ( kebutuhan mengembangkan keturunan )

b. Kebutuhan keamanan (Safety Need)
Kebutuhan akan rasa aman harus dilihat dalam pengertian yang luas, tidak hanya dalam arti keamanan fisik semata, akan tetapi juga keamanan yang bersifat fisiologis seseoarng (seperti aman terhadap harta bendanya, jasmaninya ) maupun keamanan batinnya (seperti perlakuan adil, jaminan hari tua, rasa aman dalam melakukan kegiatan keagamaan )

c. Kebutuhan Social (Social need)
Kebutuhan kehidupan sosialnya berupa kebutuhan akan perasaan diterima oleh lingkungan masyarakatnya,dimanapun manusia berada baik dimasyarakat atau dilembaga suatu organisasi,mereka butuh pengakuan akan keberadaannya dan penghargaaan atas harkat dan martabatnya.

d. Kebutuhan akan penghargaan (Esteem Need)
Kebutuhan akan suatu penghargaan/prestise,berupa kebutuhan akanharga diri dan pandangan baik orang lain terhadap dirinya,keberadaan dan status sesorang biasanya tercermin pada berbagai lambang penggunaannya,sering dipandang sebagai hak seseorang didalam dan diluar organisasinya.

e. Kebutuhan akan pengakuan / Aktualisasi Diri (Self Actualization)
Kebutuhan mempertinggi kapasitas dirinya,kebutuhan menegani nilai dan kepuasan yang didapatdari pekerjaan,kebutuhan ini didalam manifestasinya nampak pada keinginan mengembangkan kapasitas mental dan kapasitas kerja, misalnya melalui pendidikan, pelatihan, seminar dan loka karya.

Dalam jenjang kebutuhan Maslow menjelaskan tingkah laku atau tindakan setiap individu pada suatu saat tertentu akan berbeda-beda, dan ditentukan oleh kebutuhannya yang paling mendesak oleh individu yang bersangkutan oleh karena itu bila ingin menumbuhkan memotivasi kelayan hendaknya memahami jenjang kebutuhannya. Kebutuhan yang berbeda-beda pada setiap individu atau kelompok individu tersebut disebabkan oleh latar belakang pendidikan, statusnya, pengalamannya, cita-cita dan harapan masa depannya serta pandangan hidupnya.

Motivasi Menurut Teori Pengharapan (Expectance Theory ),
Dalam Teori Pengharapan, yang merupakan teori baru tentang motivasi yang dikembangkan oleh Victor Vroom mengemukakan bahwa, keinginan seseorang untuk menghasilkan (berproduksi) sangatlah tergantung atas tujuan yang ingin dicapainya.

Vroom mengemukakan bahwa produktivitas (hasilan yang tinggi) merupakan alat pemuas bagi seseorang / kelompok orang. Karena itu bila kita ingin menumbuhkan motivasi seseorang / kelompok orang perlu diberi pengertian tentang tujuan yang ingin kita capai, tindakan yang harus dilakukan serta hasil dari tindakan/usaha yang kita lakukan (yang merupakan pencapaian tujuan ).
Apabila seseorang/kelompok orang berusaha dengan baik, dan bekerja dengan baik ( produktif ), maka yang dihasilkan akan meningkat (produktif ). Ini artinya disamping tujuan tercapai, prestise juga meningkat serta apa yang diharapkan dari usaha itu dapat dirasakan oleh semua anggota kelompok tersebut.

Tujuan motivasi.
Motivasi sebagai daya penggerak / daya dorong tingkah laku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan. Penumbuhan motivasi kelayan bertujuan untuk membangkitkan daya gerak / daya dorong tingkah laku kelayan dalam mencapai tujuannya.

Penumbuhan motivasi sangatlah erat dengan kondisi psikis yang ada pada seseorang / kelompok orang yang akan kita tumbuhkan motivasinya, dan merupakan proses psikologis yang terjadi dalam setiap diri seseorang yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, keinginan, persepsi, pandangan hidup, dll.

Pada umumnya seseorang berbuat, berperilaku, atau mau melakukan sesuatu pekerjaan, karena adanya dorongan keinginan tertentu dalam dirinya, diantaranya adalah :
a) Keinginan untuk bertahan hidup ;
b) Keinginan untuk memiliki sesuatu ;
c) Keinginan untuk memperoleh kepuasan ;
d) Keinginan untuk memperoleh kekuasaan ;
e) Keinginan untuk memperoleh pengakuan ;
f) Keinginan untuk memperoleh penghormatan ; dll.

Jadi seseorang berperilaku / berbuat sesuatu atau melakukan sesuatu pekerjaan / tindakan karena mempunyai motif-motif atau dorongan-dorongan tertentu, bisa karena untuk bertahan hidup, atau ingin memiliki sesuatu, ingin suatu kekuasaan, dll.

Fungsi motivasi.
Yang menjadi permasalahan adalah bahwa motivasi dalam diri seseorang tidak selalu timbul dengan sendirinya, tidak jarang motivasi harus ditumbuhkan, dikembangkan dan diperkuat.

Anak-anak dalam panti yang menjadi kelayan Peksos, menuntut para Peksos harus mampu menumbuhkan motivasi kelayan anak panti tersebut terhadap usaha kesejahteraan sosial demi peningkatan taraf hidupnya, martabat kemanusiaannya, sehingga mau melakukannya dengan sukarela dengan apa yang telah diprogram untuk pengembangan kepribadiannya dirinya.

Dengan terus menumbuh-kembangkan motivasi dalam diri kelayan, akan memperlancar pelaksanaan program kegiatan usaha kesejahteraan sosial yang telah direncanakan oleh Peksos terhadap kelayan.

D. TEKNIK KOMUNIKASI DAN MOTIVASI DALAM PENDAMPINGAN ANAK PANTI
Berkomunikasi dan memberikan motivasi terhadap kelayan anak dalam panti dengan maksud untuk membantu dalam membuka wawasan / cakrawala pandang dan cakrawala berfikir yang luas agar memiliki kepercayaan diri.

Seseorang yang pada awalnya tidak ada kemauan untuk berubah bahkan menunjukan sikap yang tidak bersahabat, tidak mau berbuat, acuh tak acuh kepada kehidupan sosial di lingkungannya, setelah mampu melakukan komunikasi dengan pembimbingnya (Peksos), ia secara perlahan mulai membuka diri dan mulai menerima masukan dari luar dirinya untu melakukan perubahan.

Hal ini karena pada sebagian orang melakukan komunikasi merupakan sumber pertama untuk interaksi social, Komunikasi yang terjadi merupakan mekanisme fundamental dimana seseorang dapat menunjukan kegembiraaan, kebanggaan, kepuasan atau kekecewaan dan kejengkelannya. Oleh karena itu komunkiasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan social.

Komunikasi juga dapat mepermudah pengambilan keputusan pada diri seseorang untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu, karena dengan komunikasi mendapat informasi yang yang diperlukan untuk mengambil keputusan dengan mengenali dan mengevaluasi pilihan alternative yang ada.

Melakukan motivasi tentunya tidak lepas dari komunikasi, karena komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan kepada seseorang apa yang harus dilakukan, seberapa baik atau buruk tindakan seseorang dan apa yang dapat diperbuat untuk memperbaiki kehidupannya.

Dalam melakukan komunikasi dan motivasi dengan kelayan dalam pendampingan anak di panti, hendaknya dilakukan dengan perencanaan yang baik, dengan memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Kegiatan Persiapan :
  • Ketahuilah terlebih dahulu karakter, sikap, keinginan/kebutuhan, kebiasaan atau kemampuan kelayan tersebut ;
  • Identifikasi permasalahan kelayan yang akan diajak berkomunikasi dan dimotivasi ;
  • Menyusun rencana kegiatan, apa yang akan dikomunikasikan untuk memotivasi; kapan, berapa lama, dan medianya, dll.
2. Pelaksanaan :
Dalam pelaksanaan komunikasi dan memotivasi kelayan dapat dilakukan dengan berbagai cara :

a. Komunikasi tatap muka perorangan ;
Karena setiap individu memiliki problema social yang dipengaruhi oleh karakteristik dan psikologis secara individual, maka diperlukan berkomunikasi secara individual/perorangan agar memiliki ruang dan waktu yang lebih terbuka tentang hal-hal yang pribadi sefatnya yang ada pada kelayan.

Komunikasi langsung/tatap muka memiliki kelebihan yaitu hubungan psikologis lebih dekat dan umpan balik langsung dan seketika sehingga pertukaran informasinya bisa saling merespon secara langsung dan seketika.

b. Komunikaasi tatap muka kelompok.
Komunikasi tatap muka secara kelompok, dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan informasi secara umum, dan berlaku umum, sehingga setiap individu merasa tidak diperlakukan diskriminasi, misalnya mengenai aturan-aturan yang harus ditaati oleh semua kelayan, dll.

c. Menumbuhkan Motivasi Kelayan.
Untuk menumbuhkan motivasi, karena seseorang mau melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena adanya dorongan atau motivasi tertentu, karena itu perlu menumbuh-kembangkan motivasi kelayan agar mau melakukan tindakan yang diinginkan oleh Peksos. Strateginya adalah sebagai berikut :

1) Kompetisi atau persaingan,
Untuk membangkitkan motif (menumbuhkan motivasi) dengan cara kompetisi, dapat juga dilakukan dalam dua cara :

Pertama,
kompetisi dengan prestasi sendiri, dalam pengertian kepada individu tersebut ditunjukkan prestasi yang telah dicapai olehnya, dan didorong untuk terus meningkatkan prestasi tersebut lebih baik.
(misalnya : kemarin kamu bisa, sekarang kamu harus bisa ; kamu adalah anak pintar, tentu kamu bisa, dsb. )

Kedua, kompetisi dengan prestasi orang lain, dengan memperlihatkan prestasi orang lain dibidang yang sama dengan maksud untuk merangsang atau mendorong agar ia mau berbuat yang sama.
( Misalnya : dia yang badanya lebih kecil dari kamu bisa, tentu kamu lebih bisa, dll )

2) Mendekatkan Tujuan,
Tujuan dari suatu kegiatan seringkali sangat jauh (ideal), sehingga kalau melihat tujuan yang sangat jauh (sulit diwujudkan secepatnya ) membuat individu menurun semangatnya / tidak bersemangat untuk melakukan sesuatu. Untuk menumbuhkan motivasi yang kuat, tujuan yang ditetapkan hendaknya dirumuskan yang konkrit yang secara rasio dapat diwujudkan dalam waktu dekat (dalam sasaran jangka pendeknya)

Contoh : tujuan hidup sejahtera masih abstrak, maka konkritkan tujuan tersebut, seperti dengan mengikuti ketrampilan ...agar dapat bekerja, akhirnya berpengasilan, sehingga bisa hidup layak dan --- sejahtera.

3) Tujuan Yang Jelas dan Diakui.
Kalau tujuan yang ingin dicapai itu jelas dan sangat berarti (diakui manfaatnya) bagi kelayan yang ditumbuhkan motivasinya, maka ia akan bersemangat untuk mewujudkannya. Semakin jelas dan berarti tujuan yang ditetapkan, semakin bersemangat untuk mencapainya.

Misalnya, Seorang anak yang punya kecenderungan terhadap music, jangan diajari dengan intensitas tinggi tentang masalah diluar music, karena ia merasa ini tidak menyangkut tentang dirinya, sehingga tidak timbul minat yang medorong timbulnya motivasi

4) Minat.
Suatu kegiatan akan berjalan baik dan lancar apabila ada minat. Sedang motivasi akan bangkit bila ada minat yang besar. Untuk menumbuhkan motivasi kelayan dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan minat dengan jalan sbb. :

a) Membangkitkan suatu kebutuhan; misalnya kebutuhan untuk menghargai keindahan ( motif untuk hidup bersih ); kebutuhan akan penghargaan ( motiv untuk meningkatkan status ), dsb.

b) Mengungkap pengalaman keberhasilan, misalnya, memperlihat kan bahwa pengalaman menunjukkan dengan kerja keras akan kita peroleh hasil yang lebih baik ( atau pengalaman-pengalaman lain yang mampu menumbuhkan motiv terhadap kelayan ). Misalnya, pengalaman menunjukkan bahwa dengan kita bersatu, hal yang berat terasa ringan (membangkitkan motivasi utnuk bersatu )

c) Menunjukkan kesuksesan seseorang, memberitahukan keberhasilan / kesuksesan yang diperoleh individu, sebab kesuksesan akan menimbulkan kepuasan ( hasil pekerjaan yang memuaskan akan menumbuhkan motivasi seseorang / kelompok individu pada pekerjaan yang sama untuk berikutnya )******

DAFTAR PUSTAKA.
  • Astrid, S. Susanto, Dr. phil. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek – 1, Penerbit Binacipta, Bandung, 1974.
  • Effendy, Onong Uchyana, Drs, MA, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Penerbit Remaja Karya CV, Bandung, 1985.
  • Effendy, Onong Uchyana, Drs, MA, Dimensi-Dimensi Komunikasi. Penerbit Alumni Bandung, 1986.
  • Muhammad, Arni, Dr. Komunikasi Organisasi. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2005.
  • Pusdiklat Kesos Depsos RI, Modul Pelayanan Sosial Bagi Panti Sosial Asuhan Anak Swasta. Jakarta. 2007.
  • Pelatihan Pembinaan Motivasi untuk meningkatkan Prestasi,WSPK Lembaga Penelitian IKIP Jogyakarta,
  • Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi,PT. Indeks kelompok Gramedia.
  • Pelatihan Pembinaan Motivasi untuk meningkatkan Prestasi,WSPK Lembaga Penelitian IKIP Jogyakarta,
  • ................., Modul Pelatihan Pembinaan Motivasi Untuk Meningkatkan Prestasi, Penerbit Wahana Study Pengembangan Kreatifitas Lembaga Penelitian IKIP Jogjakarta.
  • .................., Modul Pola kerja Terpadu, Penerbit Lembaga Administrasi Negara (LAN), Tahun 1991.
  • Buchari Zainun, Prof., Dr., Manajemen dan Motivasi, Balai Pustaka
  • Carolina. N., Dra., MSW., Psikologi Sosial, Penerbit STKS Bandung.
  • Mirran. S. Arif, Drs. MSc., Organisasi dan Manajemen, Penebit Karunika Jakarta, Universitas Terbuka Jakarta, 1985.


***********














  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar